Rabu, Desember 09, 2015

Gejolak Pemira: Press Conference Sesi Pertama

Dalam rangka mengenal lebih dekat dengan sosok pasangan calon ketua dan wakil BEM Undip 2015, Panlih mengadakan Press Conference bersamaan dengan para calon pasangan. Kegiatan ini diadakan di Faultas Psikologi Undip pada Selasa, 1 Desember 2015.

P1: Teman-teman menginginkan adanya pengabdian sesuai penerapan keilmuannya, untuk mas Hafidz dan mas Eko. Kita tahu sangat minim dari fakultas sosial pada saat pimnas kemarin. Bagaimana meningkatkan minat untuk organisasi dan untuk PKM mahasiswa Universitas Diponegoro?
Q: Terimakasih kepada Mas Nova yang telah memberikan pertanyannya. Ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada audience disini. Seberapa besar cinta kita terhadap Undip? Mahasiswa juga banyak yang menempatkan Undip sebagai pilihan kedua, sehingga tidak terlalu serius dalam kuliah. Tidak ada semangat dalam berkegiatan. Solusinya agar kita tidak minder dengan Universitas-universitas lain adalah memberikan doktrin-doktrin kecintaan kepada Undip di awal.
Q: Mahasiswa kreatif dapat bekerjasama dengan fakultas-fakultas lain. Temen-temen yang paling sosial, mencoba membuka diri, membuka jaringan, dan dapat mengajak orang lain. Cukup dari kami.
Tanggapan Panelis 1: Tidak ada tanggapan
Y: Terimakasih untuk pertanyaannya. Mungkin maksud dari no urut 1 kita harus cinta dan bangga terhadap Undip. Yang pertama saya pernah membaca penelitian, kita hidup di zaman dimana organisasi surplus atau banyak. Terdapat banyak pilihan. Kita tidak pernah tau seseorang yang di Undip. Kita harus berbenah, tidak memiliki system upah dan gaji, kita akan menerapkan sistem reward dan punishment yang jelas.
Kami pikir yang paling penting dimana passion mahasiswa , tapi mahasiswa harus selalu bergerak. DI awal kita ingin membuka pandangan mahasiswa bahwa mahasiswa dapat ikut apa aja dengan wawasan yang terbuka sehingga dapat menentukan pilihan. Hal ini menjadi Pr organisasi tentang fungsi,tugas yang sudah berjalan atau belum. Selain itu mengenai branding organisasi supaya mahasiswa tertarik.
P2: Pertama, apakah BEM milik siapa? Milik satu golongan atau beberapa golongan? Kedua, langkah yang sudah kalian lakukan terhadap pergeseran makna BEM sebagai EO? Ketiga, bagaimana kalian menanggapi isu-isu yang ada? Terakhir apakah kalian berani mengambil langkah kongkret tapi hal itu tidak popular di kalangan mahasiswa?
Y: Kita ingin pusat-pusat kajian mengenai isu-isu dari fakultas dan jurusan. Hubungan antara BEM Universitas dan BEM Fakultas terdapat garis yang putus-putus. Kita ingin menjalin hubungan baik dengan ketuanya, jangan menunggu masalah sampai besar. Mengenai pergeseran makna BEM sebagai EO, kita harus menanamkan makna mengapa kita melakukan program kerja dan manfaat terhadap mahasiswa.

P2: Saya ingin menanggapi, hal-hal itu sangat normatif, sudah dijalankan BEM tahun lalu. Apakah BEM Undip dimiliki satu golongan? Lalu langkah kongkretnya untuk mengatasi isu-isu yang ada?
Y: Mengenai BEM hanya milik satu golongan, langkah kongkret saya ingin di awal ada MOU bersikap sebagai mitra, berseberangan, atau yang lain. Mungkin tidak oposisi tapi sebagai mitra kritis. BEM Undip lebih bermain di gerakan. BEM Fakultas lebih ke pelayanan dan memperjelas antara BEM Universitas dan BEM Fakultas. Kepemilikan BEM Undip adalah kepemilikan pertama. Siapapun yang ada di dalamnya, harus profesional dan mengabdi sepenuhnya.
Q: Cara merangkul BEM Fakultas, kita akan mengoptimalkan rapat pimpinan BEM Universitas dengan BEM Fakultas, melakukan program kerja bersama yaitu orientasi pergolongan muda, kedua kita merangkul BEM Fakultas FIB bekerja sama dengan mengadakan festival budaya tingkat fakultas, ketiga kita akan merangkul teman-teman fakultas dan jurusan melalui event nasional yaitu Pekan Riset Undip. BEM Undip milik kita bersama, kita akan Opreq menteri, kepala bidang secara terbuka. Mengenai pengembalian makna BEM, saya akan menekankan bahwa pengurus harus mengurus mahasiswa, bukan tujuan lainnya.
P2:  Bagaimana teman-teman menanggapi isu-isu masyarakat baik skala kecil maupun besar?
Q: Kami siap mengangkat isu-isu yang tidak popular, lalu niat kami adalah BEM Undip menggarap isu-isu tentang Tembalang, Jawa Tengah. Contoh terkait dengan sampai di sungai Undip, kita akan menggerakkan pungut sampah secara massal.
P3: Kepada kedua calon, konsekuensi apa yang diambil secara normative ketika program 100 hari tidak tercapai? Lalu untuk calon No 1 tentang pasar rakyat, bagaimana bentuknya? Langkah kongkret apa yang telah dicapai dalam menjalani pasar rakyat? Bagaimana ekonomi kreatif dapat mengakomodir kebutuhan, bukan sebagai sumber dana tambahan?
Q:  Ketika program 100 hari tidak tercapai kami akan mengembalikan lagi ke mahasiswa. Apakah mahasiswa menganggap kita masih pantas atau tidak. Mengenai pasar rakyat, kita peduli terhadap pedagang yang tidak memiliki toko-toko. Kita ingin mendatangkan pedagang-pedagang dalam satu forum. Mahasiswa sebagai penikmat bukan sebagai sasaran. Langkah kongkret kita berkomunikasi dengan pedagang-pedagang sekitar.
P3:  Saya kira teman-teman BEM ingin melegalkan tempat-tempat untuk pedagang berjualan. Harapannya adalah dibahas tentang advokasi terhadap pedagang-pedagang di Tembalang.
Q: Terimakasih untuk masukannya, kita akan memasukkan ke gagasan kita untuk memperbaiki konsep pasar rakyat.
Y: Apabila tidak tercapai program 100 hari, teman-teman mahasiswa yang akan menilai, dan teman-teman senat yang mengawasi. Tugas kita mengoptimalkan program-program kerja yang ada. Mengenai ekonomi kreatif, mahasiswa Undip memiliki potensi untuk mandiri dalam berusaha. Kita coba mengembangkan, berupaya mendatangkan pengusaha-pengusaha sukses ke Undip untuk memberikan kiat-kiat dalam berusaha dan memberdayakan mahasiswa Undip secara keseluruhan.
P3: Masukan saya adalah ekonomi kreatif dijadikan sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Terkait dengan Asean, bagaimana cara kalian mengajak teman-teman psikologi dalam menghadapi pekan Asean? Untuk No 1 gagasan tentang siaga bencana, mengajak dan mempelopori teman-teman psikologi supaya dapat menjadi pelopor.
Y: Mengenai pekan Asean,Kita memberi ruang terhadap BEM Undip sebesar 60%, sisanya kita menerima masukan-masukan lain. Untuk mengajak teman-teman psikologi, kita harap teman-teman psikologi dapat berperan lebih banyak dan aktif di segi edukatif dan lainnya.
Q: Mengenai siaga bencana dan mengajak BEM Fakultas Psikologi dalam hal tersebut, kita sudah melibatkan fakultas, jurusan yang terkait dengan bencana, Konsep satu pintu yaitu di BEM Undip. Peran psikologi akan kami libatkan di divisi yang mengatasi masalah trauma bagi para korban bencana.
MP 1: Saya akan memberikan tantangan, seberapa cocokkah kalian dalam berpasangan? Apabila mas diberi uang 5 ribu, dan akan membelikan satu barang, ketua akan membelikan barang kepada wakilnya. Dan wakilnya dapat menebak barang apa yang akan dibeli oleh ketuanya?
No urut 1: Ketua akan membelikan obat atau gantungan kunci, wakil menebak camilan.
No urut 2: Ketua akan membelikan sisir, wakil menebak minuman.
MP 2: Mengenai UKM atau UPK, bagaimana kalian menjalin kemitraan dengan UKM dan UPK?
Q: Salah satu caranya adalah mendorong potensi-potensi UKM atau UPK sebagai prestasi. Dapat didorong untuk mengikuti lomba-lomba. Kedua kami akan mendorong teman-teman untuk membuat proposal PKM.
Y: Sebenarnya telah ada upaya yaitu UPK Expo, kita akan mengoptimalkannya. Pada saat rapat pimpinan dengan pimpinan-pimpinan UPK dan UKM supaya dapat bersinergi
Closing Statement
Q : Pemira bukan ajang menjadi juara, bukan hanya demorasi, tapi milik mahasiswa-mahasiswi Universitas DIponegoro, jadilah pemilih yang cerdas.
Y: Hanya mengenai gagasan yang sederhana, pilihlah kami apabila kalian sepakat dengan kami. Jika kalian tidak sepakat, tetaplah pilih kami dengan ide kalian

Keterangan:
Q = Pasangan Nomor Urut 1
Y= Pasangan Nomor Urut 2
MP= Mahasiswa Psikologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar