Dalam rangka
mengenal lebih dekat dengan sosok pasangan calon ketua dan wakil BEM Undip
2015, Panlih mengadakan Press Conference bersamaan
dengan para calon pasangan. Kegiatan ini diadakan di Faultas Psikologi Undip
pada Selasa, 1 Desember 2015.
P1: Teman-teman menginginkan adanya pengabdian sesuai
penerapan keilmuannya, untuk mas Hafidz dan mas Eko. Kita tahu sangat minim
dari fakultas sosial pada saat pimnas kemarin. Bagaimana meningkatkan minat
untuk organisasi dan untuk PKM mahasiswa Universitas Diponegoro?
Q: Terimakasih
kepada Mas Nova yang telah memberikan pertanyannya. Ada pertanyaan yang ingin
saya tanyakan kepada audience disini.
Seberapa besar cinta kita terhadap Undip? Mahasiswa juga banyak yang menempatkan
Undip sebagai pilihan kedua, sehingga tidak terlalu serius dalam kuliah. Tidak
ada semangat dalam berkegiatan. Solusinya agar kita tidak minder dengan
Universitas-universitas lain adalah memberikan doktrin-doktrin kecintaan kepada
Undip di awal.
Q: Mahasiswa kreatif
dapat bekerjasama dengan fakultas-fakultas lain.
Temen-temen yang paling sosial, mencoba membuka diri, membuka jaringan, dan
dapat mengajak orang lain. Cukup dari kami.
Tanggapan Panelis 1: Tidak ada tanggapan
Y: Terimakasih untuk
pertanyaannya. Mungkin maksud dari no urut 1 kita harus cinta dan bangga
terhadap Undip. Yang pertama saya pernah membaca penelitian, kita hidup di
zaman dimana organisasi surplus atau banyak. Terdapat banyak pilihan. Kita
tidak pernah tau seseorang yang di Undip. Kita harus berbenah, tidak memiliki
system upah dan gaji, kita akan menerapkan sistem
reward dan punishment yang jelas.
Kami pikir yang
paling penting dimana passion
mahasiswa , tapi mahasiswa harus selalu bergerak. DI awal kita ingin membuka
pandangan mahasiswa bahwa mahasiswa dapat ikut apa aja dengan wawasan yang
terbuka sehingga dapat menentukan pilihan. Hal ini menjadi Pr organisasi
tentang fungsi,tugas yang sudah berjalan atau belum. Selain itu mengenai branding organisasi supaya mahasiswa
tertarik.
P2: Pertama, apakah
BEM milik siapa? Milik satu golongan atau beberapa golongan? Kedua, langkah
yang sudah kalian lakukan terhadap pergeseran makna BEM sebagai EO? Ketiga,
bagaimana kalian menanggapi isu-isu yang ada? Terakhir apakah kalian berani
mengambil langkah kongkret tapi hal itu tidak popular di kalangan mahasiswa?
Y: Kita ingin
pusat-pusat kajian mengenai isu-isu dari fakultas dan jurusan. Hubungan antara
BEM Universitas dan BEM Fakultas terdapat garis yang putus-putus. Kita ingin
menjalin hubungan baik dengan ketuanya, jangan menunggu masalah sampai besar.
Mengenai pergeseran makna BEM sebagai EO, kita harus menanamkan makna mengapa
kita melakukan program kerja dan manfaat terhadap mahasiswa.
P2: Saya ingin
menanggapi, hal-hal itu sangat normatif, sudah dijalankan BEM tahun lalu.
Apakah BEM Undip dimiliki satu golongan? Lalu langkah kongkretnya untuk
mengatasi isu-isu yang ada?
Y: Mengenai BEM
hanya milik satu golongan, langkah kongkret saya ingin di awal ada MOU bersikap
sebagai mitra, berseberangan, atau yang lain. Mungkin tidak oposisi tapi
sebagai mitra kritis. BEM Undip lebih bermain di gerakan. BEM Fakultas lebih ke
pelayanan dan memperjelas antara BEM Universitas dan BEM Fakultas. Kepemilikan
BEM Undip adalah kepemilikan pertama. Siapapun yang ada di dalamnya, harus
profesional dan mengabdi sepenuhnya.
Q: Cara merangkul BEM Fakultas, kita akan mengoptimalkan
rapat pimpinan BEM Universitas dengan BEM Fakultas, melakukan program kerja
bersama yaitu orientasi pergolongan muda, kedua kita merangkul BEM Fakultas FIB
bekerja sama dengan mengadakan festival budaya tingkat fakultas, ketiga kita
akan merangkul teman-teman fakultas dan jurusan melalui event nasional yaitu
Pekan Riset Undip. BEM Undip milik kita bersama, kita akan Opreq
menteri, kepala bidang secara terbuka. Mengenai pengembalian makna BEM, saya
akan menekankan bahwa pengurus harus mengurus mahasiswa, bukan tujuan lainnya.
P2: Bagaimana teman-teman menanggapi isu-isu
masyarakat baik skala kecil maupun besar?
Q: Kami siap
mengangkat isu-isu yang tidak popular, lalu niat kami adalah BEM Undip
menggarap isu-isu tentang Tembalang, Jawa Tengah. Contoh terkait dengan sampai
di sungai Undip, kita akan menggerakkan pungut sampah secara massal.
P3: Kepada kedua calon, konsekuensi apa yang diambil secara normative
ketika program 100 hari tidak tercapai? Lalu untuk calon No 1 tentang pasar
rakyat, bagaimana bentuknya? Langkah kongkret apa yang telah dicapai dalam
menjalani pasar rakyat? Bagaimana ekonomi kreatif dapat mengakomodir kebutuhan,
bukan sebagai sumber dana tambahan?
Q: Ketika program 100 hari tidak tercapai kami
akan mengembalikan lagi ke mahasiswa. Apakah mahasiswa menganggap kita masih
pantas atau tidak. Mengenai pasar rakyat, kita peduli terhadap pedagang yang
tidak memiliki toko-toko. Kita ingin mendatangkan pedagang-pedagang dalam satu
forum. Mahasiswa sebagai penikmat bukan sebagai sasaran. Langkah kongkret kita
berkomunikasi dengan pedagang-pedagang sekitar.
P3: Saya kira teman-teman BEM ingin melegalkan
tempat-tempat untuk pedagang berjualan. Harapannya adalah dibahas tentang
advokasi terhadap pedagang-pedagang di Tembalang.
Q: Terimakasih untuk
masukannya, kita akan memasukkan ke gagasan kita untuk memperbaiki konsep pasar
rakyat.
Y: Apabila tidak tercapai program 100 hari, teman-teman
mahasiswa yang akan menilai, dan teman-teman senat yang mengawasi. Tugas kita
mengoptimalkan program-program kerja yang ada. Mengenai ekonomi kreatif,
mahasiswa Undip memiliki potensi untuk mandiri dalam berusaha. Kita coba
mengembangkan, berupaya mendatangkan pengusaha-pengusaha sukses ke Undip untuk
memberikan kiat-kiat dalam berusaha dan memberdayakan mahasiswa Undip secara
keseluruhan.
P3: Masukan saya
adalah ekonomi kreatif dijadikan sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. Terkait dengan Asean, bagaimana cara kalian
mengajak teman-teman psikologi dalam menghadapi pekan Asean? Untuk No 1 gagasan
tentang siaga bencana, mengajak dan mempelopori teman-teman psikologi supaya
dapat menjadi pelopor.
Y: Mengenai pekan
Asean,Kita memberi ruang terhadap BEM Undip sebesar 60%, sisanya kita menerima
masukan-masukan lain. Untuk mengajak teman-teman psikologi, kita harap
teman-teman psikologi dapat berperan lebih banyak dan aktif di segi edukatif
dan lainnya.
Q: Mengenai siaga
bencana dan mengajak BEM Fakultas Psikologi dalam hal tersebut, kita sudah
melibatkan fakultas, jurusan yang terkait dengan bencana, Konsep satu pintu
yaitu di BEM Undip. Peran psikologi akan kami libatkan di divisi yang mengatasi
masalah trauma bagi para korban bencana.
MP 1: Saya akan memberikan tantangan, seberapa cocokkah kalian dalam
berpasangan? Apabila mas diberi uang 5 ribu, dan akan membelikan satu barang,
ketua akan membelikan barang kepada wakilnya. Dan wakilnya dapat menebak barang
apa yang akan dibeli oleh ketuanya?
No urut 1: Ketua akan membelikan obat atau gantungan
kunci, wakil menebak camilan.
No urut 2: Ketua akan membelikan sisir, wakil
menebak minuman.
MP 2: Mengenai UKM atau UPK, bagaimana kalian menjalin kemitraan dengan UKM
dan UPK?
Q: Salah satu
caranya adalah mendorong potensi-potensi UKM atau UPK sebagai prestasi. Dapat
didorong untuk mengikuti lomba-lomba. Kedua kami akan mendorong teman-teman
untuk membuat proposal PKM.
Y: Sebenarnya telah
ada upaya yaitu UPK Expo, kita akan mengoptimalkannya. Pada saat rapat pimpinan
dengan pimpinan-pimpinan UPK dan UKM supaya dapat bersinergi
Closing Statement
Q :
Pemira bukan ajang menjadi juara, bukan hanya demorasi, tapi milik
mahasiswa-mahasiswi Universitas DIponegoro, jadilah pemilih yang cerdas.
Y: Hanya mengenai
gagasan yang sederhana, pilihlah kami apabila kalian sepakat dengan kami. Jika
kalian tidak sepakat, tetaplah pilih kami dengan ide kalian
Keterangan:
Q = Pasangan Nomor Urut 1
Y= Pasangan Nomor Urut 2
MP=
Mahasiswa Psikologi